Oleh: Muharini Aulia, M. Psi., Psi. (psikolog klinis, memiliki perhatian
pada topik depresi)
![]() | ||||
(sumber: www.healthshire.com) |
|
“ tidak perlu membahas bagaimana aku bisa melalui satu
hari.. memulai hari saja sudah merupakan perihal yang sangat sulit untuk
dihadapi. Ya.. ketika bumi menghadirkan hangatnya sinar mentari, damainya udara
pagi dengan aroma khas dari tanah yang berselimut kabut, dan riangnya kicauan
burung pagi.. apa yang aku rasakan hanya satu, RASA SAKIT. Perih yang membuatku
berharap dapat menutup mata kembali dan jikalau bisa tidak membukanya lagi.
sudah lebih dari tiga bulan aku merasakannya dan memulai hari tetap menjadi hal
yang sulit bagiku. Aku seperti terkurung dalam sebuah balon raksasa transparan
yang tidak dapat dilihat oleh orang lain. Sesak, dan pengap. Aku berteriak
hampir di setiap menit, tetapi
tidak ada satu pun orang yang mampu
mendengarnya. Aku lelah. Seperti terkurung dan tidak tau apalagi yang dapat
membuatku terlepas dari jerat balon raksasa ini. Bagian terburuknya, aku tidak
tau di mana letak sakit ini. Ini bukan lebam yang bisa dikompres dengan handuk hangat, atau luka
gores yang dengan mudahnya dapat diobati dengan betadine. Lalu aku harus
bagaimana? Bergerak aku tak berdaya, diam aku semakin merasakan
penderitaannya.. ” –anonymous-
Lubang hitam. Siapa
yang menyukai lubang hitam? Bila dilakukan survey singkat, dapat hampir
dipastikan tidak ada manusia yang mau tinggal di sebuah lubang hitam. Satu
atau dua hari? mungkin menantang dan mendebarkan. Tetapi bila berlanjut sampai
dua minggu? Satu bulan? 6 bulan? Siapa yang mau dan bisa bertahan di dalamnya? Lubang hitam
mungkin dapat dijadikan metafora untuk menjelaskan gambaran umum mengenai
depresi. Ketika mendengar kata lubang hitam, secara reflek otak kita
mengaitkannya dengan berbagai kata negatif seperti kelam, sesat, sendiri,
sunyi, takut, asing, putus asa, buntu dan mungkin mati. Bisa kita bayangkan apa
yang dihadapi oleh orang-orang yang terkurung dalam lubang hitam dengan nama
kecil depresi ini?? Tidak jarang seseorang yang mengalami depresi akhirnya memutuskan untuk bunuh
diri. Salah satu contoh kasus yang baru saja terjadi, yaitu kasus kematian
artis Holiwood Robin William yang diduga disebabkan oleh depresi yang tidak
dapat diatasinya lagi. Lalu bagaimana mungkin lubang hitam yang kita sebut depresi ini dapat
menggerogoti seseorang sehingga tidak berdaya dan memilih untuk mengakhir
semuanya?
Dengan
berkembangnya teknologi informasi, tentunya bukan perihal sulit untuk mencari
tahu makna
dari kata depresi. Sebagian besar orang mungkin sering mendengar istilah
tersebut, sebagian lainnya mungkin mulai memahami makna dibaliknya. Namun,
hanya sedikit diantaranya yang benar-benar peduli. Kondisi ini menjadi sangat memprihatinkan
mengingat data telah berbicara bahwa depresi menjadi salah satu gangguan
psikologis yang paling banyak dialami oleh manusia. Mental Health Foundation di UK menyebutkan bahwa 1 dari 10 orang di dunia mengalami
berbagai bentuk gangguan depresi. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa 10%
populasi manusia di bumi mengalami depresi. Depresi juga berada di peringkat
awal sebagai penyebab ketidakberdayaan (disability)
yang dialami manusia di bumi (Marcus, Yasami etc, 2012). Siapa saja, tidak menutup kemungkinan
orang di sekitar kita, kini berada dalam lubang hitam itu. Mempelajari, memahami
dan menunjukkan kepedulian sama halnya dengan menengok ke dalam lubang, memberi
semangat dan dukungan penuh agar mereka mulai memanjat dan melakukan berbagai
upaya untuk keluar dari lubang tersebut.
Memahami Identitas si Lubang Hitam Depresi
Depresi merupakan
salah satu jenis gangguan mental yang tergolong dalam gangguan afektif yang ditandai
dengan hilangnya ketertarikan atau kesenangan, berkurang/hilangnya energi,
perasaan bersalah dan harga diri yang rendah, dan dapat pula disertai dengan
gangguan tidur atau konsentrasi yang buruk (Marcus, Yasami etc, 2012). Depresi
berbeda dengan perasaan tidak menyenangkan yang biasa muncul pada semua orang
ketika mengalami suatu masalah. Perasaan sedih terjadi dalam masa waktu yang
terbatas dan disebabkan oleh sebuah permasalahan tertentu. Sementara itu,
depresi terjadi dalam jangka waktu minimal DUA MINGGU, dan dapat menetap hingga
berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Seseorang dengan depresi
akan merasakan beberapa jenis emosi negatif secara intens. Agar lebih mudah
diingat, saya akan menyingkat keempat macam jenis emosi ini dalam kata NAHH
(Negativity, Anxiety, Hopelessness, dan Helplessness). Negativity, mengacu pada emosi negatif yang dapat dipicu oleh
fikiran yang negatif. Seseorang dengan depresi cenderung memikirkan segala hal
secara negatif. Yang dapat dilihat oleh mereka adalah sisi yang buruk. Layaknya
seseorang yang terkurung dalam lubang hitam, bongkahan emas pun akan dianggap
sebagai hal yang buruk. Anxiety,
mengacu pada rasa cemas yang dialami tanpa alasan yang jelas. Seseorang dengan depresi
dapat merasa cemas terhadap bagaimana ia dapat melalui hari esok dan seterusnya. Hopelessness, mengacu pada perasaan
putus asa. Seseorang yang terkurung di dalam lubang hitam selama berminggu-minggu
tentunya akan kehilangan harapan dan merasa tidak ada jalan keluar baginya.
Bagi kita, melakukan rutinitas yang sama selama berhari-hari saja dapat membuat
kita bosan. Bisa kita bayangkan bagaimana bila seseorang harus merasakan sakit
yang sama, atau malah tambah buruk, pada setiap harinya? Adapun Helpessness, mengacu pada perasaan tidak
berdaya. Seseorang dengan depresi merasa tidak dapat melakukan apa-apa. Mereka
merasa tidak layak dan tidak mampu untuk melakukan pekerjaan sehari-hari yang
sebelumnya dapat mereka lakukan dengan mudah.
Agar lebih mudah
mengidentifikasi gangguan depresi, kita dapat mempelajari beberapa simtom
depresi sebagaimana berikut (Mental Health Foundation UK):
- Kelelahan dan berkurang/hilangnya energi
- Kesedihan yang menetap dan tidak
pernah hilang
- Hilangnya kepercayaan diri
dan/atau harga diri
- Kesulitan untuk konsentrasi
- Tidak dapat menikmati berbagai hal yang sebelumnya disukai
- Merasa cemas setiap waktu
- Menghindari pertemuan dengan orang lain, terkadang bahkan dengan orang-orang terdekat
- Merasa tidak berdaya dan putus asa
- Permasalahan tidur (kesulitan untuk tidur atau mudah terbangun lebih cepat dari biasanya)
- Perasaan yang sangat kuat akan rasa bersalah dan tidak berharga
- Merasa sulit untuk melakukan kegiatan sehari hari seperti bekerja, bersekolah/kuliah
- Kehilangan selera
- Kehilangan atau permasalahan pada keinginan seksual
- Merasakan sakit pada fisik
- Munculnya pemikiran untuk bunuh diri
- Menyakiti diri sendiri.
Penyebab Tergelincirnya Seseorang ke Dalam Lubang Hitam Depresi
Depresi dapat
disebabkan oleh berbagai faktor. Sakit fisik yang menahun (seperti penyakit
terminal), pengalaman tidak menyenangkan di masa kecil, kehilangan orang yang
dicintai, dan berbagai permasalahan hidup lainnya dapat menjadi penyebab atau
pencetus seseorang mengalami depresi. Salah satu ahli Aktivasi Perilaku (Behavioral Activation), Jonathan Kanter
menekankan hilangnya sumber penguatan positif dalam hidup individu sebagai
penyebab seseorang mengalami depresi. Penguatan positif dalam hidup beragam dan
dapat berupa apa saja. Bagi si Adam, kehadiran istri dan anak-anaknya merupakan
penguatan positif paling berarti dalam hidupnya. Sementara bagi Lucy, uang yang
banyak adalah penguatan positif satu-satunya dalam hidup. Perbedaan penguatan
positif ini yang menyebabkan setiap orang memiliki perbedaan dalam memandang
besar kecilnya suatu masalah. Tidak memiliki uang bisa jadi bukan perihal besar
bagi Adam. Tetapi bagi Lucy, kehilangan uang dapat menjadi masalah besar yang
mungkin menyeretnya ke dalam lubang hitam depresi. Suatu hal dapat bermakna hingga menjadi
penguatan positif bagi seseorang disebabkan
oleh proses pembelajaran daam hidupnya. Perbedaan individu dalam memandang
besar kecilnya masalah dapat menjadi pembelajaran bagi kita untuk lebih
menghargai perjuangan seseorang saat menghadapi permasalahan, apapun jenisnya.
Setiap orang yang kita temui sedang menghadapi permalasahannya masing-masing,
dan bukan tugas kita untuk menilai besar kecilnya masalah mereka. Apa yang
dapat kita lakukan adalah memberi dukungan bahwa mereka dapat mengatasinya.
Upaya Mendaki dan Mencari Pijakan untuk Meraih Sinar di Atas Sana
Bila anda ada di atas
sana, menanti mereka keluar dari lubang hitam. Kini saatnya mendampingi
pendakian mereka!
Bila orang
disekitar / orang terdekat anda mengalami depresi, beberapa upaya yang dapat
anda lakukan adalah :
- Berikan PERHATIAN tetapi bukan
dengan memanjakan
Berikan perhatian atas perubahan-perubahan yang muncul dalam diri mereka. Ketika perubahan yang terjadi bersifat buruk, maka dampingi mereka untuk memperbaikinya. Dan ketika perubahan yang terjadi bersifat baik, beri apresiasi dan dukungan untuk terus melanjutkannya. Perlu digarisbawahi, bahwa memberikan perhatian bukan berarti memanjakan mereka. Perbaiki penilaian kita mengenai mereka. Bila selama ini kita menganggap mereka sebagai pribadi yang lemah, ubah pemikiran tersebut. Mereka adalah pribadi kuat yang sedang kesulitan dalam menghadapi permasalahannya. Dukung dan dampingi mereka tetapi bukan dengan menggantikan peran mereka dalam mengurus dirinya sendiri. - Dengarkan keluh kesah mereka dan
jangan menilai
Sangat penting bagi seseorang dengan depresi, untuk tetap menjaga hubungannya dengan orang-orang terdekat. Dengarkan setiap keluh kesah mereka dan tunjukkan pemahaman kita dengan tidak sembarangan menilai atau mengadili mereka. - Dampingi mereka untuk menemui dan
menjalankan treatment dengan psikolog
Saat ini, terdapat berbagai metode psikoterapi yang telah terbukti secara ilmiah mampu menurunkan tingkat depresi pada seseorang. Beberapa diantaranya Cognitive Behavioral Therapy (CBT), Behavioral Activation (BA), dan sebagainya. - Dampingi mereka untuk menemukan penguatan positif yang beragam dan stabil dalam hidupnyaSebagaimana telah dibahas sebelumnya, depresi dapat disebabkan oleh putusnya kontak antara individu dengan penguatan positif dalam hidupnya. Untuk itu, salah satu upaya yang dapat kita lakukan adalah dengan mendampingi mereka untuk menemukan kembali sumber-sumber penguatan positif lainnya yang stabil dan sesuai dengan prinsip hidupnya.
Bila anda kini ada di dalam
lubang hitam, jangan berhenti mencari celah.. terus daki!. Ada kehangatan cinta
menanti anda di atas sana!
Tidak ada yang
berhak mengatakan bahwa anda tidak mampu kecuali diri anda sendiri. Saat anda membaca ini,
tentunya sudah belasan, puluhan atau bahkan ratusan pagi anda hadapi. Ada
belasan, puluhan bahkan ratusan malam anda menangi. Maka..,
teruslah bertahan sambil mencari jalan keluar dari lubang hitam ini. Ambil alih diri anda
dengan melakukan berbagai upaya berikut :
- Kenali emosi yang kita rasakan dan
mulailah mengungkapkannya
Memahami emosi yang kita rasakan dapat membuat kita menyadari bahwa emosi yang kita miliki tidak serumit atau sebesar yang kita bayangkan. Memahaminya dapat membuat kita mampu untuk mengontrolnya. Ada baiknya pula kita mencoba membagi emosi yang kita rasakan pada orang terdekat. Ungkapkan kesedihan, rasa sakit, atau keterpurukan apapun yang kita alami pada orang terdekat atau rekan yang kita percayai. - Perbaiki cara kita memandang diri
kita sendiri
Cara kita memandang diri sendiri akan mempengaruhi kerangka berpikir dan perasaan depresi yang kita rasakan. Kita dapat memulai dengan mengingat berbagai kebaikan yang pernah kita lakukan, kebahagian yang pernah kita berikan pada orang lain, dan berbagai hal menyenangkan yang membuat orang lain mau mengenal dan berteman dengan kita. - Membangun jejaring sosial
Dengan kesedihan yang selalu menyelimuti hari-hari kita, tentunya bukan hal yang mudah untuk berhubungan dan bersosialisasi dengan orang lain. Tetapi TIDAK MUDAH tidak sama dengan TIDAK MUNGKIN. Kita bisa memulai dengan turut terlibat dalam kegiatan kelompok yang ada di sekitar kita. Menjaga hubungan dengan orang lain (terutama orang terdekat) merupakan hal yang sangat penting dalam upaya memperbaiki kondisi kita. - Perbanyak kegiatan fisik
(olahraga)
Banyak bukti ilmiah telah menunjukkan bahwa olah raga dapat meningkatkan mood kita. Kegiatan olahraga dapat menstimulasi tubuh untuk melepaskan hormon endorphin di otak kita yang dapat membuat kita menjadi lebih bahagia.
- Dealing with depression. 2006. www.mentalhealth.org.uk2. Depression. A Global Public Health Concern. Marcus, M., Yasamy, T., Ommeren, M & Saxena, S. WHO Department of Mental Health and Substance Abuse.3. Behavioral Activation. 2009. Kanter, J., busch, A. & Rusch, L. Routledge.