Tentang Kami

13 September 2014

Menarik Itu Bukan Tentang Perjuangan 210 menit!!



Oleh: Muharini Aulia, M. Psi., Psi. (psikolog klinis, memiliki perhatian pada topik depresi)




Put your make up on
Get your nails done
Curl your hair
Run the extra mile
Keep it slim
So they like you, do they like you ? (Try-Colbie Calliat) 




Kita semua pasti memiliki satu momen di pagi hari yang kita gunakan untuk menghias diri sebelum keluar dari zona aman kita, kamar tidur. Layaknya seorang penyihir yang sedang meracik ramuan, atau pelukis yang sedang menyelesaikan maha karyanya, kita “menikmati” eksperimen yang kita lakukan dengan menggunakan berbagai produk kecantikan. Kita menyikapi tubuh sebagai “kuali” -yang siap menerima dan mengolah berbagai nutrisi kulit, pelembab, dan bedak- dan juga sebagai “kanvas” yang siap dihias dengan blush on, eyeliner, lipstik dan sebagainya. Berapa menit momen pagimu? 5 menit? 15 menit? Atau.. satu jam? Setiap orang memiliki durasinya masing-masing dalam menyelesaikan kewajiban pagi ini. akan tetapi, hasil survey yang dilakukan oleh TODAY dan AOL menunjukkan bahwa rata-rata setiap orang menghabiskan 55 menit waktu paginya untuk menghias diri. Wow!! Waktu yang cukup panjang bukan? 55 menit itu sama halnya dengan waktu efektif bagi seseorang untuk belajar. 55 menit juga merupakan durasi satu episode sinetron di televisi. 

Nah! Yang lucunya lagi, 55 menit bukanlah durasi total yang digunakan seseorang untuk menghias diri dalam satu hari. Begitu meninggalkan kamar, kita tetap membawa beban “menjaga keindahan” dalam setiap langkah kita. Seberapa sering kita melewati benda yang dapat memantulkan bayangan diri kita dan mata kita tertarik untuk mengamati dan memperbaiki penampilan ?? Satu atau dua kali? Bisa dipastikan kita hampir selalu tergoda untuk menoleh setiap melewati kaca mobil, kaca spion, dan kaca jendela. Bila dalam satu hari kita melewati 10 benda sejenis, dan kita menggunakan 30 detik waktu kita untuk berkaca dan memperhatikan penampilan kita, maka genap sudah 60 menit waktu yang kita gunakan untuk menghias diri. 

Durasi menghias diri tidak berhenti di menit ke 60. Berfoto-foto dan mengedit foto mungkin menyumbang 20 menit ke dalam tabungan durasi menghias diri. Bila ditambah dengan 10 menit waktu kita merapikan diri sesampainya di tempat tujuan, 20 menit mencari informasi mengenai fashion, 20 menit membicarakan fashion dengan teman, 20 menit membicarakan kekurangan pada bagian tubuh dan berusaha mencari solusi untuk menutupinya, serta 60 menit waktu berbelanja untuk kebutuhan penampilan, ternyata kita mencapai menit ke 210 untuk segala urusan memoles diri ini. Lantas apa penyebab kita  mau menggunakan 3 setengah jam dari 24 jam waktu kita untuk urusan menghias diri ini? Hasil survey TODAY menunjukkan bahwa sebagian besar orang merasakan kenyamanan dalam diri bila menghias diri. tidak sedikit pula yang melakukan upaya menghias diri agar tampak menarik dan disukai orang lain....

LALU..
Bila benar ini semua terkait dengan upaya berinteraksi dan disukai oleh orang lain dan kelompok, lantas apakah benar bila kita memulainya dengan menyembunyikan rapat-rapat diri kita yang sebenarnya ? Apakah benar bila kita mempresentasikan diri kita yang “telah diubah” agar mendapat perhatian dan penilaian baik dari orang lain?
Dan apakah benar semua orang hanya mau menjalin hubungan dengan orang yang cantik? Menarik?

Cantik dan menarik. Entah berawal darimana, kedua kata ini tampak serasi dan terkesan tidak bisa terpisah satu sama lain. Dan entah bagaimana sejarahnya, kata cantik selalu identik dengan penampilan fisik, terutama wajah dan tubuh. Namun bila saat ini saya bertanya “apa itu definisi cantik?”, maka akan ada beragam jawaban yang dapat menjelaskannya. Armstrong, penulis buku "The Secret Power of Beauty”, menjelaskan bahwa kecantikan bukanlah hal yang dapat dijelaskan dengan prinsip sederhana. Kecantikan bukanlah sesuatu yang dapat dijelaskan secara matematis dan kecantikan tidak memiliki standar emas. Tidak hanya pada setiap masa, setiap daerah pun memiliki perbedaan dalam mendefinisikan kecantikan fisik. Berbeda dengan kecantikan, Armstrong berpendapat bahwa wajah yang menarik dapat dijelaskan oleh beberapa komponen. Beberapa komponen tersebut adalah rata-rata (averageness), simetris, sex dimorphism, ekspresi yang menyenangkan, perawatan yang baik serta kemudaan. Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa wajah yang menarik (pada pria dan wanita) adalah wajah yang memiliki kesamaan dengan rata-rata wajah di suatu daerah. Kesimetrisan pada seluruh bagian muka juga menjadikan wajah lebih menarik. Hipotesis yang telah terbukti  dalam penelitian ini juga terbukti dalam kehidupan nyata. Saat ini, semua orang berusaha untuk mengikuti trend fashion terkini. Menggunakan aitem yang sedang happening dapat membuat seseorang tampak menarik bagi orang-orang di sekitarnya. Contohnya, alis tebal ala perempuan timur yang saat ini sangat digandrungi. Gaya alis tebal ini adalah “komponen rata-rata” yang membuat seseorang tampak menarik.

Lalu.. apakah benar menarik itu adalah dengan menjadi rata-rata? Dengan memiliki wajah yang simetris? Apakah menarik itu melulu tentang penampilan fisik ?? Dan apakah benar bahwa menarik dapat diperoleh melalui 210 menit berjuang untuk penampilan?

Bila tulisan ini berhenti  disini, beberapa orang akan beranggapan bahwa memang tidak ada jalan lain untuk tampil menarik selain dengan menjaga 210 menit dalam setiap hari kita untuk melakukan rutinitas menghias diri. Tapi saya yakin ada banyak orang yang lebih berpikiran positif dan menyadari dalam hati bahwa menarik bukan hanya tentang fisik. Bahwa menarik, jauh dari hanya cantik. Bahwa menarik, bukan diraih dari 210 menit waktu kita. Dan bahwa menarik, tidak dicapai dengan mengekang apalagi menyembunyikan diri. Karena menarik itu kita..

Bagaimana mungkin menarik itu adalah kita? Pertanyaan ini jelas tidak dapat dijawab bila kita belum mengenal siapa diri kita sebenarnya. Dan bukan merupakan fakta yang mengejutkan bila sebagian besar dari kita belum benar-benar mengenali dirinya. Bagaimana mungkin kita dapat mengenali diri kita sendiri bila 210 menit dalam sehari kita gunakan untuk menutupinya? Bila kita hanya terfokus pada fisik yang mengemasnya dan melupakan jiwa yang ada di dalamnya? Bila kita memusatkan perhatian hanya pada upaya untuk mengubahnya?

Kita tidak dapat memungkiri bahwa penampilan fisik merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan seseorang tampak menarik. Seseorang yang cantik secara fisik memang lebih mudah mendapatkan perlakuan baik dari orang lain. Hal ini merupakan fenomena “what is beautiful is good” yang banyak terjadi di sekitar kita. Kecantikan fisik dapat menjadi hallo effect (faktor yang membuat orang tertarik sejak jumpa pertama) yang positif. Tetapi perlu digarisbawahi, bahwa kecantikan fisik bukanlah satu-satunya faktor yang menyebabkan seseorang tampak menarik. Para psikolog percaya bahwa terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi ketertarikan yaitu variabel kedekatan, perasaan dan juga kesamaan. Sebuah penelitian membuktikan bahwa kesamaan dalam karakteristik personal memberi pengaruh yang sangat signifikan terhadap ketertarikan seseorang pada orang lain. Bila kita perhatikan, kita akan menyadari model yang serupa di kehidupan nyata. Ada banyak persahabatan yang dimulai karena kesamaan sifat. Ada banyak pula hubungan suami istri yang bertahan karena kesamaan karakter di antara keduanya. Begitu pula dengan kedekatan. Tanpa kita sadari, kita sering menganggap teman kita lebih menarik daripada orang lain meskipun orang tersebut memiliki penampilan fisik yang lebih baik daripada teman kita. Pada kasus ini, kedekatan yang telah terbentuk mempengaruhi ketertarikan kita terhadap sesuatu. Kedekatan tentunya bukan sesuatu yang diperoleh tanpa membuka diri, tanpa menjadi diri sendiri. Dengan demikian, bisa kita simpulkan bahwa modal dari menjadi menarik tersembunyi di dalam diri kita bukan ?

Maka mungkin sekarang saatnya kita menyisihkan waktu –mungkin sebagian waktu dari 210 menit kita- untuk mulai mengenali dan memahami diri kita. Siapa saya ini? Saatnya juga bagi kita menjajaki segala sifat yang ternyata merupakan modal utama bukan hanya untuk menarik perhatian orang lain, tetapi juga untuk membuat ketertarikan itu berlanjut menjadi suatu hubungan yang berkembang.

Pada dasarnya, menjadi cantik secara fisik jelas bukanlah sebuah larangan. Bagaimanapun, penampilan yang baik secara fisik dapat menjadi pemicu orang lain menaruh perhatian dan tertarik pada kita. Akan tetapi, jangan sampai penampilan fisik menjadi fokus utama dalam upaya kita menjadi menarik. Jangan sampai penampilan fisik malah membuat kita jauh apalagi mulai tidak menyukai diri kita yang sebenarnya. Jangan sampai penampilan fisik akhirnya membuat kita menyembunyikan dan melupakan segala sumber daya untuk menjadi menarik yang ada dalam diri kita. Penampilan fisik jelas berperan sebagai pembuka hubungan dengan orang lain, tetapi itu BUKAN satu-satunya jalan dalam membina hubungan. Akan lebih baik menjadi novel bercover usang dengan ribuan halaman yang dapat membuat orang menangis haru, menyukai, mengingat cerita dan bahkan mau berulang kali membacanya daripada menjadi majalah bercover menarik dengan isi katalog iklan yang hanya dibaca sekali kemudian ditinggalkan dan tidak diingat isinya bukan ?

Menarik itu adalah kita, oleh karena itu kita tidak membutuhkan 210 menit untuk memperjuangkan penilaian orang lain.

Take your make up off
Let your hair down
Take a breath
Look into the mirror
Ask your self
Dont you like you?
Cause i like you.... (Try-Colbie Calliat)



Referensi
The Evolutionary Psychology of Facial Beauty. Gillian Rhodes. 2006. Annual Review by Stanford University. 57 : 199-226.

Beyond Physical attractiveness : Interpersonal Attraction as a function of Similarities in Personal Characteristics. Haesun Park & Sharron J. Lennon. 2008. Clothing & Textiles Research journal Vol. 26 No. 4.